Aset terbesar sebuah organisasi (perusahaan) adalah manusia didalamnya, bukan teknologi, dana tunai tanah atau bangunan. Karena pada hakikatnya, manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi adalah penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Ironisnya walau pada umumnya biaya terbesar juga pada umumnya juga adalah pada pembayaran gaji dan tunjangan pegawai namun sering kali departemen yang paling tidak mendapat perhatian untuk upgrade adalah departemen yang mengurusi pekerjanya.
Human Resource Department (HRD) adalah departemen yang bertanggungjawab untuk mengelola pekerja untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan tools administradi berupa penggajian, perpajakan, pengaturan jam kerja, tunjangan dan kompensasi, kontrak kepegawaian, training, dan hukum ketenaga kerjaan.
Human Capital Departement (HCD) adalah departemen yang bertanggungjawab untuk mengelola keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki pekerja selama bekerja di organisasi tersebut. Bisa juga dibilang HCD adalah departement yang bertanggung jawab untuk berinvestasi di diri pekerja.
KONDISI IDEAL HRD dan HCD
Dengan adanya Human Capital Department tidak berarti menghilangkan Human Resource Departement. Cara melihatnya bukannya satu menghilangkan yang lain namun perlu dilihatnya sebagai saling melengkapi.
Fungsi tertib administrasi kepegawaian sangat dibutuhkan agar sebuah organisasi dapat berjalan dan bertumbuh. Demikian juga fungsi pengembahan manusia sebagai aset organisasi.
Lalu bagiamana cara melihat proses HRD dan HCD ?
1. Tidak Sekedar Rekruitmen dan Orientasi.Fokus Pada Bakat Tiap Individu
Beberapa perusahaan begitu fokus pada rekruitmen sehingga mereka mengabaikan karyawan yang sudah mereka miliki. Profesional SDM yang cerdas tahu bahwa keterlibatan karyawan harus melampaui perekrutan dan orientasi.
“Membuat karyawan senang dan terlibat dalam perusahaan Anda sekarang sangat bergantung pada bagaimana Anda menjalankan seluruh siklus hidup karyawan,” ujar Sanjay Sathe, presiden dan CEO GenomeSmart. Sathe merekomendasikan untuk bertanya pada diri sendiri apakah proses penilaian (assesment) karyawan dan pembelajaran karyawan telah melibatkan pekerja itu sendiri dan apakah proses offboarding Anda cocok dengan proses orientasi Anda.
Deb Cupp, wakil presiden perusahaan perusahaan dan industri komersial di Microsoft, mengatakan bahwa Anda harus fokus pada kemampuan dan bakat masing-masing individu untuk maju, dengan mempertimbangkan opsi jangka panjangnya.
“Jangan hanya fokus pada karyawan yang top, pikirkan bakat yang dimiliki oleh semua karyawan” kata Cupp.
Dengan melihat dan mempertimbangkan bakat keseluruhan karyawan. HCD dapat mempetakan dan merencanakan individu, bakat dan fungsi apa yang dibutuhkan perusahaan untuk bergerak maju.
2. Pelajari Seberapa Dekat Hubungan Tiap Karyawan.
Kerjasama dan kolaborasi antar individu sangat penting untuk menjamin majunya sebuah perusahaan.
Sangat penting untuk mengambil pendekatan yang personal untuk manajemen karyawan. Melissa Moore, wakil presiden senior dan chief people officer di perusahaan analytics behavioral analytics Mattersight, menyarankan untuk mempertimbangkan kepribadian dan preferensi karyawan ketika mengelola dan berkomunikasi dengan mereka.
Moore juga merekomendasikan agar HRD mempelajari bagaimana seorang karyawan “terhubung” sehingga Anda, sebagai bos atau manajer mereka, dapat memenuhi kebutuhan mereka sebagai pekerja. Misalnya, beberapa karyawan mungkin perlu bicara one on one lebih sering dan memiliki hubungan yang lebih pribadi daripada pekerja lain.
Pengembangan kepemimpinan dan keterlibatan karyawan, kata Skidmore, adalah “proses berkelanjutan yang dirancang untuk menjadi strategis, berkelanjutan dan terukur,” dan tidak ada solusi satu ukuran untuk semua manajer. Inisiatif dan program harus dievaluasi untuk memberikan hasil yang dipersonalisasi dan efektif untuk pekerja, Skidmore menambahkan.
3. Investasikan Teknologi HR yang Tepat.
Untuk membuat proses Human Capital Management Anda seefisien dan membantu mungkin, sangat penting untuk mengimplementasikan alat teknologi yang tepat untuk perusahaan Anda, kata Claire Bissot, seorang profesional senior sumber daya manusia (SPHR) dan direktur pelaksana sumber daya manusia di penyedia layanan bisnis CBIZ.
“Para profesional SDM harus mulai menginvestasikan waktu mereka untuk membangun proses otomatis, memanfaatkan teknologi sehingga mereka dapat mulai terbebas dari beban administrasi dan keluar untuk mengenal pegawai dengan lebih dalam,” kata Bissot.
Mengotomatisasi administrasi kepegawaian adalah cara yang tepat untuk mulai membebaskan waktu yang tadinya habis mengurusi administrasi kepagawaian agar bisa meluangkan lebih banyak waktu didalam mengembangkan talenta pegawai. Toh pada akhirnya perusahaan dibangun karena orang orang yang bekerja didalamnya.
4. Ambil pendekatan komunikasi yang positif dan transparan.
Semua perusahaan harus berurusan dengan perubahan dan transisi yang memengaruhi karyawan mereka. Pemilik bisnis harus berusaha untuk berkomunikasi secara terbuka dengan karyawan tidak hanya selama masa transisi tetapi setiap saat.
“Perubahan itu menakutkan bagi semua orang, dan hal yang tidak diketahui menyebabkan ketakutan,” kata Moore. “Berkomunikasi tidak hanya apa yang terjadi [dalam situasi ini], tetapi juga dari hari ke hari. Memiliki komunikasi terbuka sebanyak mungkin sehingga orang tahu apa yang terjadi, apakah itu relevan atau tidak.”
PENUTUP
Jadi bagaimana departemen HRD menghabiskan waktu dan energinya.? apakah lebih banyak mengurusi masalah administrasi atau lebih banyak mengelola talenta karyawan, memikirkan ketrampilan apa yang perlu dikembangkan didalam perusahaan agar perusahaan dapat bergerak maju.
Onepayroll adalah software HR yang mengotomatisasi berbagai proses administrasi HRD seperti penggajian, absensi, pengelolaan cuti, pengelolaan reimbursement dan banyak lagi.
Untuk bisa mendapatkan akses trial gratis selama 45 hari silahkan klik disni. https://lnkd.in/fWj7Sxn