Kita terbiasa untuk bekerja dengan keras dan cepat, beberapa orang sering berkata “Bekerja itu harus SMART” , topic yang akan di ulas disini tidak akan berbicara mengenai bekerja “SMART” sudah banyak sekali artikel yang berbicara mengenai bekerja “SMART”
Kita sering berfikir kita harus bekerja se-CEPAT mungkin agar kita didepan para saingan kita dan kita juga sering berfikir kita harus bekerja se-KERAS (Bekerja dengan jam kerja yang panjang agar kita bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjan.
Baca Juga : Arti Sebenarnya Bekerja Pintar (Work Smart)
Semua dilakukan demi “Tetap lebih unggul dari saingan”
Tidak ada yang salah dengan berusaha untuk selalu lebih unggul dari saingan, permasalahannya kita sering melupakan faktor “Burnout” (Kecapean) didalam pekerjaan kita sehari – hari.
Untuk menjadi unggul dari persaingan kita butuh menjadi “UNIK” dan ke”UNIK”an tidak datang dari orang yang “Burnout”.
Orang yang “Burnout” biasanya punya emosi yang negative atau datar dan ketika bekerja, mereka bekerja seperti robot yang penting kerjaan cepat selasai, bekerja tidak dengan hati, mungkin lebih deket ke bekerja dengan “makan hati” ;p he he he
Jadi apa yang perlu kita lakukan agar bisa tetap unggul dari saingan tanpa “burnout” ? jawabannya adalah : 80% Produktif dan 20% Kontemplasi
Ingat momen-momen dimana kita mendapatkan ide-ide brilliant kita ? biasanya ide-ide tersebut datang tidak ketika kita sibuk, ide-ide tersebut datang ketika kita tenang dan reliks, mungkin ketika kita sedang mandi, sedang buang air besar, sedang duduk – duduk santai, dll
Ibarat sebuah ember berisi air keruh yang di isi dengan permata-permata indah, ketenangan akan menurunkan lumpur kedasar ember dan meninggalkan air yang jernih sehingga kita bisa melihat kedalam dasar ember dan menemukan permata-permata tersebut.
Namun permata-permata yang datang ketika kita sedang santai (kontemplasi) tidak muncul dengan sendirinya, kita perlu terlebih dahulu memasukkan permata-permata tersebut kedalam ember.
Sayangnya tidak ada jalan pintas untuk memasukkan permata-permata tersebut ke ember kita – ini yang disebut “Investasi ke diri kita sendiri”, Investasi seperti apa yang bisa kita lakukan di diri kita :
Contoh : saya suka nonton dan baca buku mengenai Perang Dunia ke 2, ilmu-ilmu yang saya dapat dari membaca dan menonton tersebut saya aplikasikan kedalam strategi-strategi bisnis dan negosiasi yang saya lakukan setiap hari
Dari semua aktifitas di atas itu sebetulnya yang dicari terangkum pada kata-kata dibawah ini :
“Being unique doesn’t come from working hard and fast, it comes from a contemplation and self awareness, it’s about being true to yourself (business) of what you (business) really care about.”
Terjemahan bahasa Indonesianya (maaf ya, nilai bahasa Indonesia saya cuma 6, jadi susah menemukan padanan kata yang mempunyai muatan emosi yang sama di bahasa Indonesia)
“Keunikan tidak datang dari bekerja keras dan cepat, Keunikan datang dari kontemplasi dan pengenalan diri, Keunikan adalah mengenai menjadi jujur dan mengenali diri apa adanya (apa yang kita suka kerjakan) dan apa yang menjadi kepedulian kita”
Jadi semua aktifitas tersebut sebetulnya hanya mencari 2 hal :
Menjadi lebih unggul dari saingan tidak hanya mengenai bisa “berlari” lebih cepat dari saingan, tetapi menjadi UNIK berbeda dari saingan . Keunikan hanya bisa didapat ketika kita menjadi diri kita sendiri, dan untuk menjadi diri sendiri diperlukan kontemplasi.
Produk atau jasa yang kita jual bisa saja sama dengan saingan yang lain, bila kita UNIK maka pembeli bisa merasakan ada yang UNIK ketika membeli produk atau jasa dari kita (Custome Experience) , hal itu bisa menjadi satu hal yang membuat kita lebih unggul dari saingan.
soklah diskusi sama gw di : sander@sapiterbang.asia
Baca Juga : 9 Pondasi Sukses